Senin, 30 Juni 2008

Sucker Head


Sucker Head
Tetap Bertahan Lewat Kebersamaan


JAKARTA – Masa emas thrash metal boleh lewat, namun semangat tak pernah padam. Proses kreatif pun tetap berjalan Ini dibuktikan dengan keberadaan grup trash metal Indonesia, Sucker Head. Grup yang lahir dari sebuah komunitas metal di Jakarta ini tetap eksis meski aliran metal baru terus mencuat.
Krisna J. Sadrach tersenyum simpul. Di sampingnya, Bakar Bufthaim (dram), Nano (gitar) dan Medi (gitar) mengangguk setuju. Inilah reaksi para personel Sucker Head saat ditanya resep langgeng band thrash metal yang sudah berdiri sejak 1989 ini. Saat sebagian penggemar metal mulai berpindah ke aliran baru seperti Nu Metal, Sucker Head tetap bertahan dengan konsep awal mereka.
”Ya jujur aja, gue sih nggak membina. Tapi kami ini main menurut panggilan jiwa, jadi kalo lama nggak latihan biasanya anak-anak pada ribut sendiri,” ungkap Krisna – pembetot bas sekaligus vokalis Sucker Head.
Meski hanya menelurkan empat album dalam rentang waktu 15 tahun, Sucker Head tak gusar. Mereka tetap rutin latihan di sela kesibukan masing-masing personel. ”Masing-masing punya kerajaan sendiri dan latihan tetap berjalan,” kata Krisna.
Setelah berumur sekian lama, Krisna dan Nano adalah dua anggota awal masih tetap bertahan. Bakar masuk sejak 1997 sedang Medi resmi bergabung awal 2003.

Panggung Internasional
Sucker Head terpilih sebagai salah satu band pembuka dalam konser Helloween di Pantai Festival, Ancol, Jakarta pada Rabu (11/2) mendatang. Buat mereka kesempatan ini tak bakal disia-siakan. ”Wah, jelas banggalah. Ini kan pengalaman pertama buat kami tampil di event internasional. Dan nggak banyak lho band luar (negeri) yang mau dibuka sama band lokal,” papar Krisna yang diangguki ketiga rekannya.
Walau sebagai band pembuka tetap saja Sucker Head bakal mentas dengan tata suara ratusan ribu watt yang didukung dengan tata lampu lengkap. Ada persiapan khusus? ”Persiapannya paling latihan yang lebih kontinu,” jawab Nano mantap. Pekan lalu SH sempat menemui mereka usai latihan di sebuah studio di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dalam konser Helloween itu Sucker Head akan berusaha ”memanaskan” penggemar metal sebelum menyaksikan aksi band utama. ”Ya, kami sadarlah kami ini kan manggung sebagai band pembuka,” kekeh Krisna merendah. Meski begitu, Sucker Head takkan mengecewakan penggemar metal. Sejak lama band ini dianggap sebagai salah satu ikon grup thrash metal Indonesia yang punya aksi panggung ciamik.
Rencananya, mereka beraksi selama 45 menit. ”Ada delapan lagu plus satu lagu baru,” kata Krisna memberi bocoran. Lagu-lagu yang akan dibawakan itu diambil dari empat album yang sudah dirilis, seperti ”Mario”, ”Blinded by The Light”, ”Going Now”, ”Matahari Tak Bersinar” dan ”Bosan”. Soal lagu baru, Krisna menyebut, ”Judulnya ‘Dominasi’.”
Menurut Krisna, grup musik asal Eropa berumur lebih lama ketimbang kerabatnya dari Amerika Serikat (AS). Di negeri Paman Sam itu, industri musik selalu menyajikan yang terbaru. ”MTV (saluran khusus musik dari AS-red) ini kan sudah menyebar ke mana-mana. Tiap tahun selalu saja ada yang baru dari mereka (AS), bukan cuma di musik malah,” ujar Krisna. Karena pasar dibuat haus akan sesuatu yang baru, band-band asal AS kebanyakan tak bertahan lama. Setelah berkibar sebentar, nama mereka pun harus meredup tergeser aliran musik yang lebih baru.
Pengaruh musik AS yang selalu membawa yang baru itu mau tak mau menulari bermusik anak-anak Sucker Head. ”Ya, awalnya kami memang terpengaruh Kreator (grup thrash metal asal Jerman-red), tetapi makin ke sini ya akhirnya kena pengaruh Metallica dan Pantera.” Krisna dan kawan-kawan mengaku tak dapat memungkiri betapa mengglobalnya ”virus” musik AS yang ditulari lewat MTV itu.
Meski begitu, proses penciptaan lagu tetap datang dari dalam hati masing-masing personel. Tak ada yang dibuat khusus untuk mengikuti atau membentuk tren pasar. ”Gue yakin, kalo lagu itu diciptakan dari dalam sini (menunjuk dadanya-red) semuanya bisa tetap jalan. Jadi nggak perlu lah ikut-ikut tren pasar,” jelas Krisna.
”Buat kami, bermain musik ya itu tadi sudah jadi panggilan. Jadi kayaknya kami juga belum bisa buat ngerubah aliran musik Sucker Head,” timpal Nano. Gara-gara tak dapat berpindah aliran itu, Sucker Head harus keluar dari label. Untuk mengisi materi album ke-5, pihak label meminta mereka memainkan musik-musik yang sedang berkembang saat ini, macam nu metal. ”Sudah dicoba, tapi akhirnya yang keluar kok itu-itu juga (thrash metal). Ya, sudah kami putuskan untuk tetap main metal klasik lah,” tegas Krisna.
Menyangkut album anyar itu, Bakar Bufthaim menambahkan,”Materinya sudah lengkap kok. Sudah ada sekitar 16 lagu, tinggal kita pilih lagi.” Nantinya, satu album akan berisi sepuluh sampai dua belas lagu. Karena disibuki persiapan sebagai band pembuka Helloween, penggarapan album ke-5 sedikit tertunda. Target awal sebetulnya akhir tahun lalu. Kendala lainnya, soal label yang akan merilis album ini. ”Deal ke label yang sampai sekarang belum dapat juga,” sebut Krisna dan Nano.
Bila tak ada label yang tertarik, Sucker Head tetap akan merilis sendiri album ke-5 itu. ”Ya paling-paling kita rilis sendiri pakai (label) Rotor Corp,” ujar Krisna. Lelaki yang sudah matang dalam dunia musik metal Indonesia ini dikenal sebagai produser band-band metal lokal, macam Tengkorak dan album kompilasi Metalklinik.

Komunitas Metal
Sucker Head lahir dari sebuah komunitas metal di kawasan Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan. Komunitas ini muncul sekitar tahun 1987. Setelah berjalan selama 2 tahun, anak-anak tongkrongan itu mulai membentuk band, salah satunya: Sucker Head.
Formasi awal band yang resmi berdiri pada 1989 itu digawangi oleh Irfan Sembiring (gitar), Yaya Wacked (vokal), Krisna J. Sadrach (bas), Nano (gitar) dan Doddy (dram). Nama band ini dicomot dari tulisan merk dagang sebuah kotak korek api batang cap koin. Di bungkus korek itu tertulis: ”Sakerhets-Tandstickor”.
Akhir 1990, Yaya Wacked cabut. Alasannya, tak cocok dengan manajemen dan ingin bersolo karier. Jejak ini diikuti Doddy yang sibuk urusan sekolah. Nama penggebuk drum anyar muncul: Alfredo sementara sang gitaris Irfan merangkap menjadi vokalis.
Dua tahun berikutnya, Sucker Head coba-coba buat lagu sendiri. Mereka ingin merilis album pertama. Akhirnya lagu-lagu gubahan sendiri banyak terkumpul. Namun, ini justru memicu perbedaan pendapat. Irfan Sembiring punya idealisme yang berbeda dengan tiga personel lainnya. ”Irfan selalu main dengan anti-teori sedang kami bertiga masih main dengan teori,” alasan Nano. Irfan pun cabut dan mendirikan Rotor.
Posisi Irfan digantikan Untung, gitaris thrash metal asal Cimahi, Jawa Barat. Tahun 1995, Sucker Head merilis album pertama The Head Sucker dengan formasi: Krisna (bas/vokal), Nano (gitar), Untung (gitar) dan Robin Hutagaol (drum). Album pertama ini di bawah label Aquarius Musikindo.
Setahun berikutnya, album ke-2 Manic Depressive di bawah label dan formasi yang sama. Tahun 1998, Robin mundur lalu diisi Bakar Bufthaim. Akhirnya album ke-3 Paranatural dirilis. Album ini juga dilansir di Malaysia di bawah label Pony Canyon. Album ke-4 10 th Agresi diluncurkan pada 1999. Peluncurannya sekaligus untuk memperingati 10 tahun berdirinya Sucker Head. ”Album ini kompilasi dari 3 album sebelumnya tetapi ditambah 3 lagu baru dengan konsep yang lebih fresh,” tukas Krisna.

Tidak ada komentar: